Beranda | Artikel
Penjelasan Lafzhul Jalaalah Allah(Bag. 3)
Jumat, 8 April 2022

Baca penjelasan sebelumnya pada artikel Penjelasan Lafzhul Jalaalah “Allah” (Bag. 2).

Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Makna اللهم (allahumma)

Huruf mim bertasydid pada اللهم sebagai penganti huruf يا pada يا الله

Ibnul Jauzi Rahimahullah menyebutkan dalam Zadul Masir perkataan Az-Zujaj Rahimahullah bahwa Al-Khalil, Sibawih, dan seluruh pakar Nahwu yang terpercaya menyatakan bahwa “اللهم itu maknanya adalah يا الله. Huruf mim bertasydid itu penganti huruf يا karena tidak ada mim saat disebutkan يا الله. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa huruf mim bertasydid pada اللهم itu pengganti huruf يا pada يا الله [1].

Lafaz allahumma hakikatnya adalah doa kepada-Nya dengan seluruh nama dan sifat-Nya

Di antara rahasia indah dalam lafaz allahumma adalah huruf mim pada kata tersebut menunjukkan pengagungan. Hal ini karena huruf mim menunjukkan makna jama’, yaitu dengan seluruh nama dan sifat Allah Ta’ala.

Banyak bukti dalam bahasa Arab bahwa huruf mim menunjukkan makna jama’. Misalnya, kata-kata sebagai berikut:

– أَنْت kata tunggal (mufrod), jika hendak dibuat bentuk jamak menjadi أَنْتُم.

– هُو kata tunggal (mufrod), jika hendak dibuat bentuk jamak menjadi هم.

– لَمّ mengandung makna menggabungkan seperti dalam surat Al-Fajr: 19.

– الْأُم juga menunjukkan makna menggabungkan. Oleh karena itu, Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Qur’an. Makkah disebut sebagai Ummul QuraAl-Lauhul Mahfuzh disebut sebagai Ummul Kitab [2].

Ibnul Qoyyim Rahimahullah menjelaskan bahwa seorang hamba yang berdoa kepada Allah Ta’ala semata dengan menyeru “allahumma hakikatnya ia memohon kepada-Nya dengan seluruh nama dan sifat-Nya.

Maka ucapan, “Allahumma inni as’aluka (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu…)” dimana hakikatnya bermakna, Ya Allah, yang memiliki seluruh nama-nama yang husna dan sifat-sifat yang ‘ulya, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu…” [3].

Oleh karena itu, Ibnul Qoyyim Rahimahullah menukilkan beberapa riwayat salaf shaleh tentang hal ini [4],

“Seorang ulama tabi’in, Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah mengatakan,

(اللهم) مجمع الدعاء

‘Lafaz allahumma adalah sumber doa’

Seorang imam besar, murid Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Abu Raja’ Al-‘Utharidi Rahimahullah mengatakan,

إن الميم في قوله : (اللهم) فيها تسعة و تسعون اسما من أسماء الله تعالى

‘Sesungguhnya huruf mim pada ucapan allahumma di dalamnya terdapat 99 nama Allah Ta’ala.’

Ulama nahwu sekaligus seorang hakim, An-Nadhr bin Syumail Rahimahullah mengatakan,

من قال (اللهم) فقد دعا الله بجميع أسمائه

‘Barangsiapa yang mengatakan allahumma, pada hakikatnya ia telah berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebut seluruh nama-Nya’.”

Baca Juga: Perbanyaklah Bersujud kepada Allah

Apakah disyariatkan berzikir dengan hanya menyebut nama “الله” saja?

Tidak disyariatkan berzikir hanya dengan menyebut nama الله saja. Misalnya, berzikir hanya dengan menyebut, “Allah, Allah, Allah…!”

Sebagian orang berzikir dengan cara ini. Mereka mengulang-ulang lafzhul jalalah الله berkali-kali. Terkadang mereka malah berzikir bersama sambil duduk atau berdiri, bergoyang kepalanya ke kanan dan ke kiri, bahkan saking cepatnya sehingga tidaklah tersisa kecuali lafaz huwa, huwa, huwa, atau kurang dari itu.

Zikir seperti ini bukanlah ajaran Islam karena tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada riwayat yang sahih tentang zikir, lafzhul jalalah “الله” tidaklah disebutkan dengan sendirian, kecuali selalu disebutkan bersama dengan kata lainnya. Misalnya seperti subhanallah, allhamdulillah, allahu akbar, astaghfirullah, dan lainnya.

Wallahu a’lam.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

Baca Juga:

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah


Artikel asli: https://muslim.or.id/73412-penjelasan-lafzhul-jalaalah-allah-bag-3.html